Kanker adalah penyakit kronis
Banyak penyakit kronis yang berkembang dewasa ini pada spesies manusia. Diabetes, hipertensi, rematik, asam urat, osteoporosis, dan banyak lainnya adalah contoh penyakit kronis.
Berbeda dengan penyakit akut seperti adanya infeksi bakteri, virus dan jamur yang bisa disembuhkan dengan pengobatan anti bakteri dan anti jamur dalam jangka waktu tertentu, penyakit kronis boleh dibilang tidak bisa disembuhkan.
Pada penyakit kronis,
pemahaman mengenai penyakit yang diderita adalah hal pertama yang harus dipahami oleh pasien yang menderita penyakit tersebut dan tentunya juga oleh keluarga pasien yang sering hidup bersama dan mendapatkan dampak dari penyakit yang diderita oleh pasien. Setelah memahami penyakitnya baru pasien dan keluarga bisa bersama dengan petugas kesehatan
menentukan tujuan terapi untuk penyakit tersebut dan terapi apa yang bisa dilakukan untuk penanganan penyakit pasien.
Contoh pada penderita Diabetes
Pada penyakit diabetes misalnya. Gejala dan keluhan yang timbul pada penyakit ini adalah dikarenakan kadar gula darah yang tinggi. Gula darah yang tinggi kalau tidak dikontrol akan membawa ke keadaan yang lebih parah lagi seperti gangren, gangguan jantung, dan stroke yang bisa mematikan. Pasien serta keluarga pasien harus memahami dengan baik penyakit diabetes tersebut beserta akibat yang bisa ditimbulkan oleh diabetes.
Setelah memahami penyakitnya, pasien dibantu dengan petugas kesehatan dalam hal ini dokter dan perawat serta petugas kesehatan lainnya membuat kesepakatan mengenai tujuan terapi yang diinginkan. Tujuan terapi untuk penyakit gula darah ini disepakati adalah menurunkan kadar gula darah serta mengontrolnya tetap di batas normal. Dengan pengontrolan gula darah di batas normal diharapkan tidak terjadi komplikasi ke organ-organ penting seperti kerusakan ginjal, stroke dan lainnya.
Setelah disepakati tujuan yang akan dicapai maka disepakati juga cara untuk mencapai tujuan terapi tersebut. Cara mencapai tujuan dalam penurunan kadar gula darah tergantung derajat penyakit dan kondisi pasien. Pilihannya bisa dari perubahan gaya hidup dan pola makan, bisa dengan obat oral tunggal, obat oral kombinasi dan sampai pada penggunaan obat suntik insulin. Pilihan yang dipilih juga ada resiko lainnya yang akan didapat seperti efek samping obat atau komitmen kepatuhan gaya hidup oleh pasien. Dan resiko yang bisa diterima oleh pasien tersebut juga sudah disepakati dari awal oleh pasien, keluarga dan petugas kesehatan.
Bagaimana dengan pasien kanker
Pada pasien kanker tahap-tahap diatas juga selayaknya diketahui oleh pasien.
Pertama, pasien dan keluarga harus memahami dengan baik penyakit kanker yang dialami. Apa jenis kanker yang didertia. Berapa tingkat stadiumnya dan bagaimana kelanjutan dari kanker tersebut apabila diterapi dan tidak diterapi.
Kedua, pasien, keluarga dan petugas kesehatan membuat kesepakatan bersama mengenai tujuan terapi kanker yang diderita. Pada stadium awal kanker padat atau solid kanker, seperti kanker payudara, paru, kolon misalnya, tujuan terapinya bisa hilangnya tumor secara bersih. Tapi pada kanker lanjut, harapan pengecilan tumor sehingga tumor tidak menyebar terlalu jauh yang bisa diharapkan. Pengecilan tumor ini juga bisa diharapkan bersih atau dalam istilah terapi tumor disebut respon komplit, walaupun tingkat bersihnya berbeda dengan pada kanker stadium awal.
Dari awal juga harus dipahami bahwa hampir semua kanker walaupun bisa hilang sempurna pada stadium awal punya peluang untuk kambuh lagi. Dan tujuan terapi pada kanker atau tumor yang sudah hilang bersih ini adalah bagaimana bisa memperlama tingkat kekambuhan dengan sebisa mungkin membersihkan penyebaran-penyebaran "mikro" yang tidak terlihat sehingga sisa-sisa sel kanker yang mungkin masih ada dan tidak terlihat oleh alat yang canggih yang ada benar-benar diharapkan berkurang secara signifikan. Dengan jumlah sel kanker yang diharapkan sangat kecil dalam tubuh maka diharapkan peluang untuk kambuh kanker tersebut makin lama.
Tujuan-tujuan inilah yang harus dipahami oleh pasien dan kekuarga. Dan petugas kesehatan membantu untuk pasien dan keluarga bisa memahami dengan baik.
Baru setelah tujuan terapi yang diinginkan, pilihan-pilihan terapi bisa disepakati. Untuk stadium awal misalnya, pembersihan apakah bisa dengan penyinaran, apakah dengan operasi pengangkatan tumor, atau harus kedua-duanya. Pilihan-pilihan yang disepakati tentunya berdasar data-data penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan. Pilihan obat kemoterapi juga mempertimbangkan efikasi obat, efek samping yang akan didapat, harapan atau ekspektasi dari pasien dan keluarga serta tentunya ekonomi dari pasien dan keluarga.
Dengan pemahaman yang baik antara pasien, keluarga dan petugas kesehatan mengenai penyakitnya, tujuan terapi serta pilihan terapi yang dilakukan maka hasil yang didapat oleh pasien diharapkan makin baik. Karena sering pemahaman yang salah atau kurang dari pasien dan keluarga inilah yang menjadi penyebab "ketidak-puasan" pasien dan keluarga pasien terhadap layanan kesehatan. Padahal memang harapan dari pasien dan keluarga tersebut yang memang tidak sesuai dengan kondisi penyakit yang ada.